PROTISTA

Menurut para ahli taksonomi, Protista dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut :
1. Protista yang menyerupai hewan (Protozoa)
2. Protista yang menyerupai tumbuhan (Alga)
3. Protista yang menyerupai jamur


I. PROTOZOA 
A.    Ciri-Ciri Protozoa
Eukariotik (memiliki membran inti)
Uniseluler (bersel satu)
Bersifat kosmopolit (ditemukan dimana-mana)
Hidup soliter ada juga yang berkoloni
Struktur dan fungsi tubuh
1. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta sebagai pengatur pertukaran makanan dan gas
2. Sitoplasma atau cairan sel
3. Vakuola makanan adalah vakuola yang berfungsi  untuk mencerna makanan. Vakuola terbentuk 
        saat sitostoma (mulut sel) menelan makanan
4. Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke lur sel 
        melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel
5. Inti sel berfungsi mengatur seluruh aktivitas sel

Cara memperoleh nutrisi secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain dan sampah 
        organisme
Cara perkembangbiakan
1. Aseksual/vegetatif, dengan cara pembelahan biner 
2. Seksual/generatif, dengan cara konjugasi atau peleburan gamet (fertilisasi)

Memiliki macam-macam alat gerak : pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), flagel (bulu 
        cambuk) dan ada juga yang tidak memiliki alat gerak
Habitat : air tawar, air laut, tempat lembab

B. Klasifikasi Berdasarkan Alat Geraknya

1.  RHIZOPODA (SARKODINA)
Berasal dari kata rhizo (akar) dan podos (kaki) atau sarkodes (daging)
Alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia)
Bereproduksi dengan cara pembelahan biner
Dapat membentuk kista saat lingkungan tidak menguntungkan
Menangkap makanan dengan cara fagositosis
Hidup heterotrof misalnya Amoeba proteus dan Globigerina (kelompok Foraminifera/petunjuk 
       minyak bumi), Difflugia, sedangkan yang parasit misalnya Entamoeba ginggivalis (parasit pada 
       gigi dan gusi manusia), Entamoeba histolytica (parasit pada usus manusia menyebabkan disentri)
Pertukaran gas melalui seluruh permukaan tubuhnya

2. FLAGELLATA (MASTIGOPHORA)
Berasal dari kata flagellum (bulu cambuk) atau disebut juga mastigophora (mastix = bulu 
        cambuk dan phoros = membawa)
Bulu cambuk/flagel berfungsi sebagai alat gerak, selain itu bisa juga sebagai alat peraba dan 
        penangkap makanan
Bereproduksi dengan cara pembelahan biner
Hidup bersimbiosis misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu 
       membantu dalam pencernaan kayu yang dimanakan serangga tersebut, sedangkan yang parasit 
       misalnya Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada manusia), Trypanosoma evansi 
      (penyebab penyakit surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit alat 
       kelamin), Leishmania (penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). 

Catatan : Trypanosoma dan Leishmania  dibawa olej jenis lalat penghisap darah manusia, yaitu lalat tsetse (Glossina miritans)

3. CILIATA (CILIOPHORA)
Berasal dari kata cilia (bulu getar) 
Selain sebagai alat gerak silia juga berfungsi sebagai penerima rangsangan dan pengambil 
        makanan
Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual dengan cara 
        konjugasi
Memiliki dua inti (makronukleus dan mikronukleus). Makronukleus memiliki fungsi vegetatif 
        untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, sedangkan Mikronukleus  memiliki fungsi 
        reproduktif saat konjugasi
Memiliki trikokis yang berfungsi untuk pertahanan diri dari musuh
Hidup bebas Paramaecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella, 
        sedangkan yang parasit Balantidium coli (parasit di usus besar menyebabkan diare/balantidiosis)

4. SPOROZOA
Berasal dari kata spore (biji) dan zoa (hewan) 
Tidak memiliki alat gerak, pergerakkannya dilakukan dengan cara mengubah posisi tubuhnya
Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong
Pada umumnya bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya
Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual dilakukan dengan 
        pembentukan gamet dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina
Cara reproduksi dan siklus hidup Plamodium ditemukan oleh Ronald Ross dan Grassi
Contohnya Toxoplasma gondii (penyebab penyakit toksoplasmosis) dan Plasmodium (penyebab 
        penyakit malaria) 

Catatan :
o Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang tercemar kista Toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat
o Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Dalam tubuh manusia Plasmodium menyerang sel-sel hati dan sel darah merah

Contoh
1.  Plasmodium falciparum yang paling berbahaya : Menyebabkan penyakit malaria tropikana. Masa 
     sporulasinya : 1 x 24 jam
2.  Plasmodium vivax : Menyebabkan penyakit malaria tertiana. Masa sporulasinya : 2 x 24 jam
3.  Plasmodium malariae : Menyebabkan penyakit malaria quartana. Masa sporulasinya : 3 x 24 
     jam
4. Plasmodium ovale : Menyebabkan penyakit malaria tertiana yang menyerang limpa. Masa 
    sporulasinya : 2 x 24 jam

II.  ALGA
A. Ciri-ciri Alga
Tergolong talofita (struktur yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun) yang 
        bersifat autotrof 
Tubuh uniseluler soliter misalnya Chlorella, tubuh uniseluler berkoloni misalnya Gonium 
        (berbentuk cakram), Volvox (berbentuk bola) dan  Hydrodictyon (berbentuk jala) atau tubuh 
       multiseluler mislanya Oedogonium dan Spirogyra (berbentuk filament/benang), Laminaria, Ulva 
        dan Macrocystis (berbentuk lembaran)
Struktur dan fungsi tubuh 
1) inti selnya diselubungi oleh membran (eukariotik)
2) memiliki kloroplas : berbentuk bulat (pada Chroococcum), berbentuk mangkuk (pada Chlorella 
        dan Chlamydomonas), berbentuk sabuk (pada Ulothrix), berbentuk cakram/discoid (pada 
        Vaucheria dan Chara), berbentuk jala (pada Oedogonium), berbentuk spiral (pada Spirogyra)
3) memiliki pirenoid (dalam kloroplas) berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan 
        berupa amilum dan minyak (pada alga hijau), leukosin dan minyak (pada alga keemasan), 
        laminarin (pada alga coklat), tepung florid (pada alga merah)

Habitat di tempat yang berair maupun yang mengandung air (lembab)

B. Reproduksi Alga
Secara Vegetatif (aseksual)
1) Pembelahan biner adalah pembelahan ganggang menjadi dua bagian yang sama, khususnya 
        pada alga uniseluler. Misalnya pada Chlorella dan Euglena
2) Fragmentasi adalah bentuk reproduksi dengan cara pemutusan bagian tubuh menjadi beberapa 
        bagian, dimana setiap bagian akan menjadi individu baru. Terjadi pada alga berbentuk koloni, 
        benang atau lembaran (filamen). Misalnya pada Spirogyra, Laminaria dan Sargasum
3) Pembentukan zoospore (spora kembar) adalah bentuk reproduksi dengan cara pembelahan 
        protoplasma menjadi beberapa bagian (umumnya kelipatan dua). Misalnya pada 
        Chlamydomonas dan Ulothrix

Secara Generatif (seksual)
1) Konjugasi adalah bentuk reproduksi dengan membentuk penonjolan dua sitoplasma pada dua 
        benang alga yang berdekatan. Kedua ujung sitoplasma tersebut saling bertemu dan melebur 
        membentuk saluran konjugasi. Terjadi pada alga yang berbentuk benang atau filament
2) Oogami adalah proses peleburan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan berukuran kecil 
        dan dapat bergerak sedangkan gamet betina berukuran besar dan tidak dapat bergerak.
3) Isogami, ditandai dengan sel-sel kelaminnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama
4) Anisogami, ditandai dengan sel kelaminnya bentuk dan ukurannya berbeda, ovum lebih besar 
        dibandingkan sperma

C. Klasifikasi Alga
Berdasarkan pigmen (zat warna) yang dominan pada tubuhnya alga dibagi menjadi :
1. Alga Hijau (Chlorophyta)
Pigmen dominan klorofil a dan klorofil b
Pada kloroplas di temukan pirenoid (tempat pembentukan zat tepung) dan stigma (bintik 
        mata/sensitif terhadap cahaya)
Dinding sel dari selulosa
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum (zat tepung) dan minyak
Uniseluler atau multiseluler
Habitat : air laut dan sebagian besar di air tawar
Merupakan tumbuhan perintis
Contoh : Chlamydomonas, Choloroococum, Chlorella, Volvox globator, Spirogyra, Ulothrix, 
        Gonium, Hydrodictyon, Oedogonium, Ulva, Caulerpa, Enteromorpha, Halimeda, Acetabularia

Catatan : 
o Chlorella sebagai sumber protein tinggi
o Ulva, Caulerpa dan Enteromorpha sebagai sumber makanan berupa sayur

2. Alga Keemasan (Chrysophyta)
Pigmen dominan karoten berupa santofil (keemasan)
Dinding sel dari hemiselulosa, silika dan pectin
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk leukosin dan minyak
Uniseluler atau multiseluler
Habitat : air laut dan sebagian besar di air tawar
Contoh : Ochromonas, Diatom, Vaucheria, Navicula, Synura, Mischoccus

Catatan :
o Diatom sisa cangkangnya membentuk tanah diatim digunakan sebagai bahan peledak, 
        campuran semen, bahan penggosok, bahan isolasi dan pembuatan saringan

3. Alga Coklat (Phaeophyta)
Pigmen dominan karoten berupa fukosantin (coklat)
Uniseluler atau multiseluler
Dinding sel dari pectin dan algin
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk laminarin (sejenis glukosa atau dalam bentuk 
        lemak)
Habitat di air laut terutama yang beriklim dingin
Memiliki struktur seperti akar, batang dan daun
Dapat mengapung karena memiliki gelembung udara
Contohnya : Turbinaria australis, Sargasum siliquosum, Laminaria lavaniae, Laminaria digitalis, 
        Macrocystis, Nereocystis, Hormosira dan Fucus vesikulosus

Catatan :
o Laminaria lavaniae sebagai pupuk pertanian karena mengandung kalium, nitrogen dan fosfor 
        dan makanan ternak di daerah pesisir 
o Laminaria digitalis sebagai penghasil yodium untuk obat penyakit gondok
o Macrocystis dan Laminaria  menghasilkan asam alginat yang bermanfaat sebagai bahan 
       pengental pada industry makanan (es krim), bahan pelekat pada industri plastic, kosmetik dan 
        tekstil, obat-obatan, cat

4. Alga Merah (Rhodophyta)
Pigmen dominan fikobilin jenis fikoeritrin (merah)
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk tepung florid
Multiseluler
Dinding sel dari selulosa dan pectin
Habitat di air laut dalam
Beberapa digunakan sebagai agar-agar
Contohnya : Euchema spinosum, Gellidium robustum, Gracilaria verrucosa, Porphyra, 
        Chondrus crispus, Gigartina mammilosa, Corallina mediterranea, palmaria palmate, 
        Polysiphonia sp
Catatan : 
o Euchema spinosum dan Gellidium robustum menghasilkan gelatin untuk pembuatan agar-agar 
        dan untuk campuran pembuatan kue kering

5. Euglenoid (Euglenophuya)
Pigmen dominan fikobilin (merah)
Memiliki bintik mta yang berisi fotoreseptor
Uniseluler yang tidak memiliki dinding sel, namun selnya dibungkus oleh suatu protein yang 
        disebut palikel
Merupakan organisme fotosintetik karena memiliki klorofil a dan b serta karoten
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk paramilon (sejenis zat pati)
Umumnya memiliki dua flagel
Contohnya : Euglena

6. Ganggang Api (Pyrophyta/Dinoflagellata)
Pigmen yang dimiliki klorofil a dan c, santofil, dinosantin dan fikobilin
Uniseluler yang bersifat fotosintetik sebagai produsen utama fotoplankton
Dinding sel dari selulosa
Contohnya : Gymnodinium breve (menghasilkan neurotoksin/toksin bagi saraf), Gambierdiscus 
        toxicus (menghasilkan ciguatoksin), Gonyaulax (menghasilkan saksitoksin), Noctiluca 
        scintillans (tidak menghasilkan toksik)

III. Protista Yang Menyerupai Jamur
1. Jamur Air (Oomycota)
Sebagai pengurai saproba pada habitat perairan, ada juga yang parasit misalnya Saprolegnia 
        (nempel pada tubuh ikan atau hewan air lainnya), beberapa merupakan pathogen pada tanaman 
        misalnya Plasmopora viticola (pada buah anggur), Phytophthora infektans (pada kentang dan 
        tomat)
Reproduksi aseksual dengan membentuk sporangium yang menghasilkan zoospore (spora 
        berflagel), selanjutnya zoopora akan berkecambah menjadi miselium. Sedangkan reproduksi 
        seksual dengan penyatuan gamet jantan dan betina

2. Jamur Lendir (Myxomycota)
Berpigmen terang, umumnya berwarna kuning atau orange
Bersifat heterotrofik (memakan organisme lain)
Menghasilkan sel-sel yang hidup bebas yang disebut amoebosit yang bersifat predator fagosit 
        dengan cara menjulurkan pseudopodianya
Saat kondisi tidak mendukung sel-sel yang bebas akan bergabung membentuk massa yang 
        berlendir untuk mendukung pertumbuhannya contohnya Dictyostelium discoideum









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard