SISTEM PEREDARAN DARAH



1.    Kompenen Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
A.  DARAH
Komponen darah :
1.    Plasma darah
1)   Air  ± 91 % : pelarut untuk mengangkut zat-zat lain
2)   Ion (Natrium, Kalium, Kalsum, Magnesium, Klorida, Bikarbonat) : keseimbangan osmotik, penyanggaan pH, dan pengaturan permeabilitas membran
3)   Protein Plasma : albumin (keseimbangan osmotik & penyangga pH), fibrinogen (penggumpalan), globulin (pertahanan)
4)   Zat-zat yang diangkut oleh darah : nutrien (glukosa, asam amino, dan vitamin), produk buangan metabolisme, gas respirasi (O2 & CO2), dan hormon
2.    Seluler
1)   Eritrosit (sel darah merah)
ü bentuk bulat bikonkaf dan tidak berinti
ü mengandung Hb (hemoglobin) yang berperan dalam pengangkutan O2 dan CO2
ü jumlahnya 4-6 juta sel/mm3 dengan masa hidup 100-120 hari
ü Proses pembentukan eritrosit disebut Eritropoiesis yang dibantu oleh hormon Eritropoietin.
ü pada awal perkembangan embrio eritrosit dibentuk di hati, limpa dan kelenjar limfa (kelenjar getah bening) DAN setelah lahir eritrosit dibentuk di sumsum tulang merah
ü


eritrosit tua akan dihancurkan di dalam sistem retikuloendotelium, yaitu hati (sel kuffer/sel fagosit hati)
  
2)   Leukosit (sel darah putih)
ü berbentuk bulat dan memiliki inti
ü   jumlah 4.800-10.000 sel/mm3
ü terdapat 5 jenis leukosit, yaitu sel granulosit (neutrofil, eosinofil, basofil) dan sel agranulosit (monosit dan limfosit)
ü leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan pada janin dibentuk di hati
ü memiliki kemampuan melakukan diapedesis (keluar dari kapiler menuju jaringan tertentu) dan fagositosis
  


Jenis Sel
Ciri-ciri
Granul berisi
Jumlah (sel/mm3)
Fungsi
Neutrofil
inti berlobus tiga, memiliki granul yang tampak samar
enzim hidrolase, peroksidase
3.000-7.000
memfagosit bakteri
Eosinofil
inti berlobus dua, memiliki granul, sitoplasmanya berwarna merah
hidrolase, peroksidase
100-400
Bersifat fagosit, membunuh cacing parasit, menghancurkan kompleks antigen-antobodi
Basofil
inti berlobus satu, memiliki granul yang besar dan berwarna  biru
histamin, heparin
20-50
Bersifat fagosit, melepaskan zat untuk mecegah alergi, mengandung heparin (zat antikoagulan)
Monosit
inti berlobus satu berbentuk tapal kuda atau ginjal, sitoplasma berwarna biru kelabu
-
100-700
Bersifat fagosit dapat berkembang jadi makrofage karena dapat melakukan diapedesis
Limfosit
inti bulat, sitoplasma berwarna biru pucat,
terdapat dua jenis limfosit (limfosit B dibentuk dan berkembang di sumsum tulang dan limfosit T dibentuk di sumsum tulang dan brkembang di Timus)
-
1.500-3.000
Limfosit B pembentukan antibodi dan limfosit T memiliki berbagai fungsi diantaranya menghancurkan sel yang terserang virus

3)   Trombosit (keping darah)
ü bentuk bulat kecil, tidak berinti dan dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit
ü jumlah 150.000-400.000 butir/mikroliter darah dengan masa hidup 5-9 hari
ü berperan dalam proses pembekuan darah
ü Jika terjadi luka, trombosit pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Selanjutnya trombokinase akan mengubah protrombin menjadi thrombin dengan bantuan Ca2+ (protrombin dibentuk di hati dengan bantuan Vit. K). Kemudian trombosit mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.




B.  GOLONGAN DARAH DAN TRANSFUSI DARAH
1)   Sistem ABO (Menurut Karl Landsteiner)
ü dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya
ü aglutinogen adalah antigen yang terdapat di membran eritrosit yang membuat sel peka terhadap penggumpalan darah (aglutinasi)
ü aglutinin adalah substansi yang terdapat dalam plasma yang menyebabkan aglutinasi (misalnya antibodi)
ü golongan darah O disebut donor universal  karena dapat memberikan darahnya ke semua golongan darah
ü golongan darah AB disebut resipien universal  karena dapat menerima darah dari semua golongan darah

Golongan Darah
Eritrosit
Plasma Darah
Genotipe
Aglutinogen A
Aglutinogen B
Aglutinin-a (Anti-A)
Aglutinin-b (Anti-B)
A
Ada
-
-
ada
IA IA (homozigot) atau IA Io (heterozigot)
B
-
ada
ada
-
IB IB (homozigot) atau IB Io (heterozigot)
AB
Ada
ada
-
-
IA IB (heterozigot)
O
-
-
ada
ada
Io Io (homozigot)
  

2)   Sistem Rhesus (Rh)
ü nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus (Macaca rhesus) yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner
ü dibedakan berdasarkan ada-tidaknya aglutinogen Rhesus (Rh) atau faktor Rhesus (Antigen-D)
ü Rhesus positif (Rh+) apabila darah menggumpal jika diberi serum anti-Rh (memiliki Antigen-D)
ü Rhesus negatif (Rh-) apabila darah tidak menggumpal jika diberi serum anti-Rh (tidak memiliki Antigen-D)
ü Kira-kira 85 % dari bangsa yang berkulit putih adalah Rh negatif dan 100 % bangsa afrika berkulit hitam adalah Rh positif
ü kehamilan dengan ketidak cocokkan rhesus :
a.    wanita dengan rhesus negatif yang mendapat pasangan pria dengan rhesus positif kemungkinan akan mengandung bayi dengan rhesus positif
b.    darah janin yang mengandung rhesus positif memasuki sirkulasi darah ibu yang memiliki rhesus negatif
c.    darah janin yang memasuki sirkulasi darah ibu tanpa injeksi rhogam akan memicu terciptanya antibodi dalam tubuh ibu
d.   antibodi menyeberang ke sirkulasi darah janin dan menghancurkan sel darah merah janin, yang mengakibatkan serangkaian penderitaan bagi janin
ü pemicu terbentuknya antibodi :
a.    kebocoran darah janin, kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu terjadi pada hampir 75% persalinan. karena pada saat persalinan rahim yang berkontraksi akan mengganggu sel pembatas yang tipis tersebut. selain itu terkadang pada usia kehamilan 28 minggu bisa juga terjadi kebocoran darah janin ke sirkulasi darah ibu. selain pada persalinan, bisa juga pada kasus keguguran dan aborsi serta terminasi.
b.    transfusi darah yang mengandung antigen-d pada penerima yang merupakan orang dengan rhesus negatif.
b.    pada proses amniosentesis (pengambilan cairan disekitar janin dalam rahim untuk memeriksa keadaan janin)
ü penangangan kehamilan dengan rhesus negatif
a.    bila anda mengetahui rhesus darah anda adalah negatif, segera cari informasi rumah sakit dan dokter mana yang bisa menangani kehamilan anda
b.    seorang wanita dengan rhesus negatif pada pemeriksaan kehamilan pertama akan diperiksa darahnya untuk memastikan jenis rhesus darah dan melihat apakah telah tercipta antibodi
c.    bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-d (rho) immunoglobulin, atau biasa juga disebut rhogam
d.   rhogam ini akan menghancurkan sel darah merah janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum sel darah merah itu memicu pembentukan antibodi yang dapat menyeberang ke dalam sirkulasi darah janin. dengan demikian sang janin akan terlindung dari serangan antibodi.  tidak seperti antibodi yang akan bertahan seumur hidup, rhogam akan habis dalam beberapa minggu, karena itu, ia cukup aman bagi janin.
e.    pada kehamilan-kehamilan berikutnya, dokter akan terus memantau apakan telah terjadi kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu, untuk menghindari telah terbentuknya antibodi. dan injeksi rhogam terus diulang pada setiap kehamilan
ü penanganan bayi pada ibu yang telah mempunyai antibody :
a.    bila ibu menunjukkan kadar antibodi yang sangat tinggi dalam darahnya, maka akan dilakukan penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring secara reguler dengan scanner ultrasonografi. dokter akan memantau masalah pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah.
b.    tindakan lain yang biasanya diambil ialah dengan melakukan pengecekan amniosentesis secara berkala untuk mengecek level anemia dalam darah bayi.
c.    pada kasus tertentu, kadang diputuskan untuk melakukan persalinan lebih dini, sejauh usia janin sudah cukup kuat untuk dibesarkan diluar rahim. tindakan ini akan segera diikuti dengan penggantian darah janin dari donor yang tepat.  induksi persalinan juga akan dilakukan pada ibu yang belum mempunyai antibodi bila kehamilannya telah lewat dari waktu persalinan yang diperkirakan sebelumnya, untuk mencegah kebocoran yang tak terduga.
d.   pada kasus yang lebih gawat, dan janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, akan dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan. biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu. proses transfusi ini akan diawasi secara ketat dengan scanner ultrasonografi dan bisa diulang beberapa kali hingga janin mencapai ukuran dan usia yang cukup kuat untuk diinduksi.
e.    setelah bayi lahir, ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk memantau kadar bilirubin dalam darahnya. bila diperlukan akan dilakukan phototerapi (Pencahayaan khusus untuk mengurai bilirubin menjadi cairan yang dapat dikeluarkan oleh tubuh). bila kadar bilirubin benar-benar berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi.
f.     kadar cairan dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian juga dengan kemungkinan anemia
g.    jika terjadi maka eritrosit bayi akan membengkak dan pecah yang pada akhirnya bayi akan meninggal sebelum dilahirkan (Eritroblastosis faetalis)
ü Tabel kecocokan darah :
Golongan Darah Resipien
Donor harus
AB+
Golongan darah manapun
AB-
O-
A-
B-
AB-
A+
O-
O+
A-
A+
A-
O-
A-


B+
O-
O+
B-
B+
B-
O-
B-


O+
O-
O+


O-
O-






C.  JANTUNG
ü Merupakan alat pemompa darah yang terletak di pusat rongga dada
ü Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium), selaput pembungkus jantung (perikardium) dan selaput yang membatasi ruangan jantung (endokardium)
ü Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari darah melalui arteri koronaria. Peristiwa penyumbatan arteri koronaria disebut koronariasis
ü Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel
1)   Atrium (serambi)
Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena). Pada fetus antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut foramen ovale.
2)   Ventrikel (bilik)
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal dari pada ventrikel kanan, karena berfungsi memompakan darah keluar jantung.
ü Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis, sedangkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup bikuspidalis
ü Saat ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri yang kaya O2 dipompakan menuju aorta. Sedangkan darah dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan ke paru-paru melalui arteri paru-paru (arteri pulmonalis)
ü Bila ventrikel mengendur (relaksasi) maka jantung akan menerima darah dari vena cava superior, dan vena cava inferior yang kaya CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2 masuk ke atrium kiri
ü Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole. Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan ruang jantung menjadi minimum disebut diastole.
ü Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 – 80 kali setiap menit, sehingga dalam sehari ± 100.000 kali. Pada bayi yang baru lahir berdenyut ± 130 setiap menit. Umur 20 tahun ± 72 / menit dan 45 tahun ± 75 / menit.




D.  PEMBULUH DARAH



Pembeda
Arteri (pembuluh nadi)
Vena (pembuluh balik)
Kapiler
Dinding
Tebal, elastis
Tipis, kurang elastis
Sangat tipis
Arah aliran darah
Meninggalkan jantung
Menuju ke jantung
Menghubungkan arteriol dan venula
Kandungan darah
Kaya O2 kecuali arteri pulmonalis
Kaya CO2 kecuali vena pulmonalis
Gas O2 dan CO2, nutrien dan hormon
Tekanan
Jika terpotong darah memancar
Jika terpotong, darah hanya menetes
Sangat lemah
Letak
Agak ke dalam
Di permukaan tubuh
Melekat dengan jaringan tubuh
Katup
Hanya satu dipangkal aorta dan yang lainnya tidak berkatup
Banyak terdapat di sepanjang vena
Tidak berkatup

2.    Peredaran Darah
Sistem peredaran darah mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1)        Sirkulasi sistemik (sistem peredaran darah besar)
ü Sirkulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru)
ü Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta
ü Kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang tersebar ke seluruh tubuh
ü Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava
ü Jadi : jantung (ventrikel kiri) → seluruh jaringan tubuh → jantung (atrium kanan)
2)        Sirkulasi pulmonal ( sistem peredaran kecil)
ü Sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru
ü Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis
ü Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke atmosfer
ü Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis
ü Jadi : jantung (ventrikel kanan) → paru-paru → jantung (atrium kiri)

3.    Sistem Limfatik (pembuluh getah bening)
Sistem lifatik mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai berikut :
1.    Mengalirkan cairan interstitial yang berlebih dari ruang antar sel
2.    Mentranspor lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (Vit. A, D, E dan K) dari makanan
3.    Memfasilitasi reaksi imun oleh limfosit

Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan :
1)   Pembuluh limfatik dada kanan (ductus limfaticus dekster).
Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di vena di bawah selangka kanan.
2)   Pembuluh limfatik dada kiri (ductus thoracikus sinister)
Menerima aliran limpha dari bagian lain dan bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus.

Jaringan dan Organ Limfatik
A)  Sumsum tulang merah → tempat pembentukan limfosit
B)  Kelenjar timus → terletak di atas tulang dada yang berperan dalam memproduksi hormon tymosin untuk pematangan limfosit T
C)  Nodus limfe → berbentuk seperti kacang yang mengandung limfosit B dan limfosit T
D)  Limpa → jaringan limfatik terbesar terletak diantara perut dan diafragma yang mengandung limfosit dan makrofage
E)   Nodulus limfatikus → terdapat di sepanjang jaringan ikat biasanya berupa tonsil (di tenggorokan) dan folikel limfatik (pada dinding usus halus)

Perbedaan peredaran limpha dengan peredaran darah, yaitu :
Pembeda
Peredaran darah
Peredaran limfe
Yang dialir kan
Darah, berwarna merah
Getah bening, berwarna kuning keputihan
Tenaga pendorong
Kontraksi otot jantung
Kontraksi otot rangka
Zat yang di angkut
O2, CO2, protein, gula
Lemak (asam lemak + gliserin) dan Vit. A, D, E, K
Pembuluhnya
Arteri dan vena
Pembuluh getah bening (duktus toraksikus dan duktus limfatikus dekster)

4.    Kelainan-Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah
Kelainan
Penyebab
Hemofili
Penyakit keturunan, yaitu darah yang keluar dari pembuluh darah sulit membeku, karena tidak memiliki aktivator protrombin
Leukemia
Atau kanker darah, yaitu  perkembangan sel darah putih  yang abnormal. Akibatnya dapat menyerang sel darah merah dan trombosit
Anemia
Atau  penyakit kekurangan darah. Penyebabnya karena kekurangan Hb di dalam eritrosit, zat besi atau vitamin B12. Bisa juga akibat malaria dan  luka  yang mengeluarkan  banyak darah
Arteriosklerosis
Penyakit yang disebabakan pengerasan  pada arteri. Pengerasan tersebut akibat timbunan lemak khususnya kolesterol dan endapan zat kapur
Atherosklerosis
penyempitan pembuluh darah oleh endapan lemak
Varises
Akibat pembuluh vena mengalami pelebaran. Umumnya terjadi pada betis, jika terjadi pelebaran vena  dekat anus disebut ambeien atau wasir
Embolus
Faktor pembeku  (trombosit) mengalami kelainan, sehingga terjadi koagulasi fibrin dalam pembuluh darah (trombus). Trombus yang bergerak disebut embolus, mengakibatkan  transfortasi darah terhambat.

5.    Teknologi Untuk Mengatasi Kelainan
Teknologi
Fungsi
Transplantasi Jantung
Menggantikan jantung yang sudah rusak dengan jantung donor yang cocok
Ekokardiografi
Untuk mengetahui gambaran dalam jantung dengan menggunakan cahaya ultrasonik yang dapat membentuk bayangan yang kemudian dapat dilihat di layar monitor
Angioplasti
Proses pembukaan aliran darah dengan balon pada pembuluh darah yang tersumbat
Operasi By Pass
Penggantian pembuluh darah yang tersumbat dengan pembuluh darah dari bagian tubuh lain
  
6.    Sistem Peredaran darah Hewan
1)   Porifera
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit.
2)   Hydra
Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.
3)   Platyhelminthes
Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal pada Planaria.
4)    Annelida
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
Arah aliran darah :
ü  Lengkung aorta → pembuluh ventral → kapiler (seluruh jaringa tubuh) → pembuluh dorsal →  lengkung aorta (pembuluh jantung)
ü  Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi pada kapiler. Darah cacing tanah mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
5)   Mollusca
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).
6)   Arthropoda
ü Memiliki sistem peredaran darah terbuka
ü Tidak ada perbedaan antara cairan interestial dan cairan tubuh (hemolimfa)
ü Ketika jantung berkontraksi , jantung akan memompakan hemolimfa keluar melalui pembuluh dan kemudian masuk ke dalam sinus
ü Ketika jantung berelaksasi, jantung akan menyedot hemolimfa masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui pori-pori yang disebut ostia
7)   Cacing Tanah
ü Mempunyai sistem peredaran darah tertutup
ü Mempunyai hemoglobin yang larut di dalam plasma darah bukan pada eritrositnya
ü Jantung pada cacing tanah berupa lima pasang lengkung aorta yang mendesak darah masuk ke kapiler
ü Pembuluh dorsal berfungsi memompa darah maju ke depan oleh gerak peristaltik
ü Jantung tambahan berfungsi untuk mendorong darah kearah ventral
 8)   Pisces
ü Mempunyai sistem peredaran darah tertutup
ü Jantungnya terdiri atas 2 ruang     (1 atrium dan 1 ventrikel)
ü Darah dari seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus kemudian masuk ke atrium
ü Dari atrium darah masuk ke ventrikel menuju konus arteriosus
ü Dari konus arteriosus darah mengalir ke aortaventralis menuju insang
ü Pada insang terjadi pertukaran CO2 dan O2
ü Darah yang kaya O2   mengalir keseluruh tubuh
ü Melalui vena cava, darah kembali ke sinus venosus, dan seterusnya
9)   Amphibia
ü Mempunyai sistem peredaran darah tertutup
ü Jantung memiliki 3 ruangan (2 atrium dan 1 ventrikel)
ü Darah dari dari seluruh tubuh masuk ke sinus venosus melalui vena menuju atrium kanan
ü Dari atrium kanan darah masuk  ke ventrikel
ü Dari ventrikel darah dipompakan menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis (terjadi pertukaran gas)
ü Darah yang kaya O2 dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis
ü Selanjutnya darah masuk ke ventrikel
ü Dari ventrikel darah dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta
10)    Reftilia
ü Mempunyai sistem peredaran darah tertutup
ü Jantung memiliki 4 ruangan (2 atrium dan 2 ventrikel)
ü Darah yang kaya O2 dan darah yang kaya CO2 masih bersatu, namun jumlahnya sedikit dari pada darah yang bercampur pada amphibian
ü Pada reftilia antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan terdapat sekat yang belum sempurna, kecuali pada buaya. Pada buaya disekat tersebut terdapat lubang yang disebut foramen pannizae
ü Peredaran darahnya sama seperti mamalia
11)    Aves
ü Mempunyai sistem peredaran darah tertutup
ü Jantung memiliki 4 ruangan (2 atrium dan 2 ventrikel) dan sekat sudah sempurna

ü Umumnya sama dengan sistem peredaran darah manusia darah yang kaya O2 dan darah yang kaya CO2 tidak bercampur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard