Video Pembelajaran Tentang Golongan darah

                        AYO SIMAK VIDEO BERIKUT INI DENGAN SEKSAMA OK !







Golongan Darah dan Transfusi Darah Pada Manusia

Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan dalam tipe A, B, AB, atau O. Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi.
Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.
·       Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi antibodi B untuk melawan sel darah merah dengan antigen B
·       Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.
·       Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.
·       Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.


Transfusi Darah Pada Manusia

Pasien akan diambil sampel darahnya untuk dilakukan cek golongan darah, berdasarkan golongan darah ABO (A, B, AB, atau O). Setelah golongan darah sudah sesuai, akan dilakukan pemeriksaan kembali dengan mencocokkan golongan darah yang diambil dari pendonor dengan golongan darah penerima (resipien), dinamakan dengan crossmatch. Pada saat crossmatch, tidak hanya mencocokan kembali golongan darah pendonor dengan resipien, namun juga dilihat munculnya antibodi yang kemungkinan dapat menyerang sel darah pendonor dan membahayakan tubuh si penerima.
Dulu, pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun kini tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki antibodi yang bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung. Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat, yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai tidak mencukupi. Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
Rhesus atau faktor rhesus adalah kadar protein khusus (Antigen D) pada permukaan sel darah merah. Tidak semua orang memiliki protein pada permukaan sel darah merahnya. Seseorang yang sel darah merahnya terdapat protein tersebut berarti dinyatakan memiliki rhesus positif (biasa ditulis Rh+). Jika seseorang tidak memiliki protein tersebut pada sel darah merahnya, berarti dinyatakan memiliki rhesus negatif (atau Rh-).


Rhesus positif dianggap lebih umum sebagaimana pemilik kondisi ini lebih banyak dibandingkan pemilik rhesus negatif. Namun, jika Anda pemilik rhesus negatif, bukan berarti akan berdampak buruk kepada kesehatan dan kondisi tubuh karena status rhesus bukanlah suatu kelainan dan tidak memicu penyakit apa pun. Rhesus negatif baru dapat menjadi masalah jika Anda sedang hamil dan jika suami Anda memiliki rhesus positif. Apabila hal ini terjadi, ada kemungkinan Anda akan membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan.
Sebagai gambaran, perhatikan kondisi ini.
·       Ibu rhesus positif dan ayah rhesus positif, kondisi janin pasti rhesus positif, tidak bermasalah.
·       Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin pasti rhesus negatif, tidak bermasalah.
·       Ibu rhesus positif dan ayah rhesus negatif, kondisi janin bisa rhesus positif atau negatif, tidak bermasalah.
·       Ibu rhesus negatif dan ayah rhesus positif, kondisi janin bisa rhesus positif atau negatif, kemungkinan terjadi masalah.
Masalah mungkin terjadi apabila rhesus ibu berbeda dengan rhesus janin. Khususnya bila rhesus ibu negatif dan rhesus janin positif, maka tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang bisa membahayakan janin. Ketika Anda dan janin memiliki kondisi rhesus seperti itu, maka darah Anda tidak dapat bercampur dengan darah janin, sampai Anda melahirkan. Untungnya, pembentukan antibodi pada tubuh Anda akan memerlukan waktu sehingga pada saat Anda melahirkan anak pertama, biasanya keadaan ini tidak berpengaruh kepada bayi.
Namun berbeda halnya pada saat Anda hamil anak kedua. Saat itu, Antibodi sudah terbentuk dan dapat menyerang sel darah merah pada janin. Hal ini tentu saja berpotensi membahayakan janin, sebagaimana ketika dilahirkan, bayi berisiko mengalami penyakit kuning, anemia, atau penyakit lain yang lebih serius. Begitu pula jika Anda hamil anak ketiga, keempat, dan seterusnya. Pada kehamilan-kehamilan berikutnya, masalah yang mungkin terjadi pada bayi akan makin serius.
  

Tabel Kecocokan Plasma Darah Pendonor dan Penerima
Penerima
Pendonor
O
A
B
AB
O
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
A
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
B
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Cocok
AB
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok

Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima
Penerima
Pendonor
O−
O+
A−
A+
B−
B+
AB−
AB+
O−
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
O+
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
A−
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
A+
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
B−
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
B+
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
Cocok
Cocok
Tidak cocok
Tidak cocok
AB−
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
Cocok
Tidak cocok
AB+
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok
Cocok


Prosedur Cek Golongan Darah
1.    Siapkan kaca objek dan Blood lancet yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70%. Setiap peserta didik harus menggunakan kaca objek dan Blood lancet yang berbeda, tidak boleh dipakai secara bergantian.
2.    Barsihkan salah satu jari (biasanya jari tengah) dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%. Bersikan juga Blood lancet yang akan digunakan dengan alkohol.
3.    Tusuklah ujung jari tersebut dengan menggunakan Blood lancet, pijat-pijat ujung jari agar darah mudah keluar.
4.    Teteskan pada kaca objek di 2 titik dengan jarak tidak terlalu berdekatan. Bersihkan lagi ujung jari bekas tusukan dengan alkohol  70% agar tidak terkena infeksi.
5.     Teteskan 1 tetes serum anti-A dan anti-B pada masing-masing tetesan darah. Aduk darah yang bercampur serum dengan menggunakan tusuk gigi yang masing-masing berbeda, agar tidak tercampur.
6.    Amati dengan cermat, perhatikan ada atau tidaknya penggumpalan.
7.    Tentukan tipe golongan darah berdasarkan  hasil analisis reaksi penggumpalan. Catat datanya ke dalam tabel.
Setelah praktikum selesai, bersihkan kaca objek dengan sabun, bilaslah dengan air bersih dan keringkan.

Referensi : www.youtube.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

@templatesyard